Selasa, 20 Maret 2012

Ips SD


PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR

Pendahuluan

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa kurikulun Satuan Pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan.
KTSP diberlakukan secara bertahap mulai tahun ajaran 2006/2007 hingga tahun ajaran 2009/2010 sudah merata di semua kelas pada jenjang pendidikan dasar dan menengah . Gaung nya sudah menggema ke seluruh pelosok persada tanah air tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), khususnya di kalangan pendidikan. Dalam Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD memuat 8 mata pelajaran ditambah muatan lokal, yang diantaranya terdapat mata pelajaran IPS.
Tulisan ini mencoba memberikan deskripsi tentang hal-hal apa saja yang perlu diketahui, dipahami, dan diimplementasikan dari KTSP SD khususnya mata pelajaran IPS; diantaranya pelajaran IPS untuk sekolah dasar, pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas, pelajaran IPS dalam struktur KTSP SD, tema-tema IPS SD yang perlu mendapat perhatian, metode pembelajaran IPS SD, penlaian,dan penutup.

1. Pelajaran IPS untuk Sekolah Dasar
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11 tahun menurut Piaget (1963) berada dalam perkembangan kemampuan intelektual/kognitifnya pada tingkatan kongkrit operasional. Mereka memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan menganggap tahun yang akan sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka pedulikan adalah sekarang (kongkrit), dan bukan masa depan yang belum mereka pahami (abstrak). Padahal bahan materi IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaan adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan kepada siswa SD.
Berbagai cara dan teknik pembelajaran dikaji untuk memungkinkan konsep-konsep abstrak itu dipahami anak. Bruner (1978) memberikan pemecahan berbentuk jembatan bailey untuk mengkongkritkan yang abstrak itu dengan enactive, iconic, dan symbolic melalui percontohan dengan gerak tubuh, gambar, bagan, peta, grafik, lambing, keterangan lanjut, atau elaborasi dalam kata-kata yang dapat dipahami siswa. Itulah sebabnya IPS SD bergerak dari yang kongkrit ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas (expanding environment approach) dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah kepada yang sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas, dari yang dekat ke yang jauh, dan seterusnya : dunia-negara tetangga-negara-propinsi-kota/kabupaten-kecamatan-kelurahan/desa-RT/RW-tetangga-keluarga-Aku.

2. Pola Pendekatan Lingkungan yang Semakin Meluas
Pembelajaran IPS SD akan dimulai dengan pengenalan diri (self), kemudian keluarga, tetangga, lingkungan RT, RW, kelurahan/desa, kecamatan, kota/kabupaten, propinsi, negara-negara tetangga, kemudian dunia. Anak bukanlah sehelai kertas putih yang menunggu untuk ditulisi, atau replika orang dewasa dalam format kecil yang dapat dimanipulasi sebagai tenaga buruh yang murah, melainkan, anak adalah entitas yang unik, yang memiliki berbagai potensi yang masih latent dan memerlukan proses serta sentuhan-sentuhan tertentu dalam perkembangannya. Mereka yang memulai dari egosentrisme dirinya kemudian belajar, akan menjadi berkembang dengan kesadaran akan ruang dan waktu yang semakin meluas, dan mencoba serta berusaha melakukan aktivitas yang berbentuk intervensi dalam dunianya. Maka dari itu, pendidikan IPS adalah salah satu upaya yang akan membawa kesadaran terhadap ruang, waktu, dan lingkungan sekitar bagi anak (Farris and Cooper, 1994 : 46).
3. Pelajaran IPS dalam Struktur KTSP SD
Pendidikan IPS SD disajikan dalam bentuk synthetic science, karena basis dari disiplin ini terletak pada fenomena yang telah diobservasi di dunia nyata. Konsep, generalisasi, dan temuan-temuan penelitian dari synthetic science ditentukan setelah fakta terjadi atau diobservasi, dan tidak sebelumnya, walaupun diungkapkan secara filosofis. Para peneliti menggunakan logika, analisis, dan keterampilan (skills) lainnya untuk melakukan inkuiri terhadap fenomena secara sistematik. Agar diterima, hasil temuan dan prosedur inkuiri harus diakui secara public (Welton and Mallan, 1988 : 66-67).
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial . Memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, anak diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta amai.
Mata pelajaran IPS bertujuan agar anak didik memiliki kemampuan sbb:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,rasa ingin tahu,inkuiri, memecahkan masalah, dan keteramplan dalam kehidupan sosial
c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan
d. Memiliki kemampuan berkomonikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang mejemuk, ditingkat lokal,nasional, dan global
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sbb:
a. Manusia, tempat, dan lingkungan
b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan
c. Sistem sosial dan budaya
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
4. Tema-tema IPS SD yang Perlu Mendapat Perhatian
Secara gradual, di bawah ini akan diungkapkan beberapa tema IPS SD yang perlu mendapat perhatian kita bersama, antara lain :
a. IPS SD sebagai Pendidikan Nilai (value education), yakni : Mendidikkan nilai-nilai yang baik yang merupakan norma-norma keluarga dan masyarakat; Memberikan klarifikasi nilai-nilai yang sudah dimiliki siswa; Nilai-nilai inti/utama (core values) seperti menghormati hak-hak perorangan, kesetaraan, etos kerja, dan martabat manusia (the dignity of man and work) sebagai upaya membangun kelas yang demokratis.
b. IPS SD sebagai Pendidikan Multikultural (multicultural _ocial_on), yakni Mendidik siswa bahwa perbedaan itu wajar; Menghormati perbedaan etnik, budaya, agama, yang menjadikan kekayaan budaya bangsa;· Persamaan dan keadilan dalam perlakuan terhadap kelompok etnik atau minoritas.
c. IPS SD sebagai Pendidikan Global (global education), yakni : Mendidik siswa akan kebhinekaan bangsa, budaya, dan peradaban di dunia; Menanamkan kesadaran ketergantungan antar bangsa; Menanamkan kesadaran semakin terbukanya komunikasi dan transportasi antar bangsa di dunia; Mengurangi kemiskinan, kebodohan dan perusakan lingkungan.
5. Metode Pembelajaran IPS SD
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewsaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan anak akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
Sesuai dengan karakteristik anak dan IPS SD, maka metode ekspositori akan menyebabkan siswa bersikap pasif, dan menurunkan derajat IPS menjadi pelajaran hafalan yang membosankan. Guru yang bersikap memonopoli peran sebagai sumber informasi, selayaknya meningkatkan kinerjanya dengan metode pembelajaran yang bervariasi, seperti menyajikan cooperative learning model; role playing, jigsaw, membaca sajak, buku (novel), atau surat kabar/majalah/jurnal agar siswa diikutsertakan dalam aktivitas akademik. Menerapkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM) yang memungkinkan anak mengerjakan kegiatan yang beragam untuk mengembangakan ketrampilan, sikap dan pemahaman dengan penekanan belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sember dan alat Bantu belajar termasuk pemnfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. Tentu saja guru harus menimba ilmunya dan melatih keterampilannya, agar ia mampu menyajikan pembelajaran IPS SD dengan menarik.
6. Penilaian
Penilaian dilakukan melalui penilaian berbasis kelas. Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapai indikator hasil belajar siswa, dengan menerapakan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, adanya bukti-bukti otentik, akurat dan konsisten. Penilaian pencapaian kompetensi sebgai hasil belajar siswa diperoleh melalui serangkaian penilaian selama dan setelah proses belajar mengajar, yang meliputi ranah kognitif,efektif dan psikomotor. Ketiga ranah tersebut dapat diukur dengan menggunakan berbagai macam bentuk alat penilaian. Selain penilaian tertulis , dapat juga menggunakan model penilaian perbuatan, penugasan,produk atau portofolio.
Penutup

Dengan diberlakukannya KTSP di Sekolah Dasar hendaknya guru dalam memberikan pelajaran IPS memperhatikan berbagai keragaman, kebutuhan anak yang berusia diantara 6 sapai 12 tahun , di mana anak memandang,melihat segala sesuatu itu sebagai satu keutuhan, konkrit bukan sebaliknya sebagai sesuatu yang abstrak .
Landasan permasalahan yang menyangkut kondisi kemasyarakatan membebani IPS SD dengan tekanan-tekanan dalam bentuk tuntutan keinginan dan harapan yang tidak sesuai dengan tingkat kematangan fisik, mental, dan intelektual siswa SD, dan berada di luar jangkauan peraihannya.
Bagi guru, tekanan dan tuntutan melaksanakan program baru ini juga tidak kecil. Mereka harus dipersiapkan agar mampu menyajikan ilmu untuk jenjang Sekolah Dasar dengan metode-metode pembelajaran yang beragam, bervarisi,aktif, efektif dan menyenankan agar lebih menarik.


PENINGGALAN SEJARAH DI LINGKUNGAN SETEMPAT

A.  Peninggalan Sejarah

Sejarah adalah cerita tentang kehidupan yang benar-benar terjadi di masa lalu. Sedangkan peninggalan sejarah artinya warisan masa lampau yang mempuanyai nilai sejarah. Ada bermacam-macam bentuk peninggalan sejarah. Peninggalan sejarah bisa berupa fosil, peralatan dari masa lampau, prasati, patung, bangunan, naskah, dan cerita atau hikayat.
1.     Fosil, yaitu sisa-sisa tulang belulang manusia dan hewan atau tumbuhan yang membatu. Tulang belulang dan sisa-sisa tumbuhan itu berasal dari masa purba. Mereka tertanam di lapisan tanah. Umumnya fosil-fosil ini sudah berumur jutaan tahun. Dari fosil-fosil itu kita bisa mengetahui kehidupan pada zaman purba. Contoh: Fosil tengkorak manusia purba di Sangiran Jawa Tengah yang ditemukan oleh E. Dubois.
2.     Peralatan dari zaman dulu. Ada banyak peninggalan berupa peralatan yang dipakai pada zaman dulu. Peralatan ini digunakan untuk berburu, menangkap ikan, dan bertani.Ada yang terbuat dari logam, tulang dan batu.
3.     Prasasti, yaitu tulisan-tulisan dari masa lampau, Tulisan ini ditulis pada batu emas, perunggu, tembaga, tanah liat atau tanduk binatang. Prasasti ini biasanya berisi cerita tentang suatu kerajaan. Contohnya: Prasasti Yupa, Prasasti Kedukan Bukit.
4.     Patung (Arca). Kebanyakan patung atau arca ini berasal dari kerajaan Hindu dan Budha. Bentuk Patung itu bermacam-macam. Ada patung dewa-dewa, ada patung Budha, ada patung yang berupa binatang dan lain-lain. Patung-patung itu terbuat dari batu, perunggu, atau bahkan emas.
5.     Bangunan. Bangunan yang bernilai sejarah antara lain.
a.     Candi, adalah bangunan kuno yang terbuat dari susunan batu. Candi didirikan sebagai tempat untuk melaksanakan upacara keagamaan. Contohnya: Candi Borobudur, Candi Prambanan.
b.     Gedung, adalah suatu bangunan rumah. Banyak gedung yang mempunyai nilai sejarah. Contonya: Gedung Stovia, Gedung Soempah Pemuda.
c.      Tempat ibadat, Contoh tempat ibadat yang mempunyai nilai sejarah adalah Masjid Demak Jawa Tengah,.Gereja Katedral Jakarta.
d.     Benteng, yaitu bangunan yang dipergunakan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh. Benteng-benteng yang ada di Indonesia umumnya peninggalan Belanda, Portugis, dan Spanyol. Contoh: Benteng Vredeburg di Yogyakarta, Benteng Duurstede di Maluku.
e.      Istana. Di Indonesia banyak istana yang bernilai seejarah, misalnya Keraton Yogyakarta, Istana Negara, Istana Bogor.
f.       Tugu/monument., adalah suatu bentuk bangunan yang didirikan untuk memperingati suatu peristiwa. Peristiwa itu dianggap penting atau bersejarah. Misalnya: Monumen Yogja Kembali, Monas.
g.     Makam. Makam yang mempunyai nilai sejarah adalah tempat dikuburkannya tokoh-tokoh penting dalam sejarah.Misalnya: makam Diponegoro di Manado, Makam Bung Karno di Blitar.

6. Naskah/tulisan kuno. Contoh peninggalan sejarah berbentuk naskah/tulisan adalah kitab dan dokumen-dokumen penting.Misalnya: Naskah Supersemar, naskah Proklamasi, Kitab Mahabarata.

B.   Mengenal Sejarah Terjadinya Suatu Tempat dan Daerah
Cerita tentang terjadinya suatu tempat atau daerah ada yang bersifat nyata.  Maksudnya kejadian yang diceritakan memang terjadi. Namun ada juga yang berupa dongeng, yang tidak nyata. Maksudnya terjadinyanya suatu tempat atau daerah tidak seperti yang diceritakan.  Ada beberapa cerita rakyat. Misalnya:  legenda, mitos, dongeng, fable, dan sage. Bentuk-bentuk cerita ini mengisahkan terjadinya suatu tempat secara tidak nyata. Legenda tidak diaggap suci karena tidak ada tokoh dewa. Bentuk-bentuk cerita rakyat dan sejarah terjadinya suatu daerah yaitu.
1.     Legenda, yaitu cerita terjadinya suatu tempat. Banyak masyarakat yang percaya cerita itu benar-benar terjadi. Contoh legenda antara lain:
a.     Cerita terjadinya Gunung Tangkupan Perahu di Jawa Barat.
b.     Cerita asal-usul  nama Banyuwangi di Jawa Tengah.
c.      Cerita terjadinya Rawa Pening di Jawa Tengah.
2.     Mitos, yaitu cerita yang dipercaya benar-benar terjadi, dianggap suci, dan memiliki tokoh, dewa. Contohnya: asal usul Prambanan, asal usul Selat Bali.
3.     Dongeng, adalah cerita yang tidak pernah terjadi dalam kehidupan nyata. Biasanya berupa cerita tentang keajaiban atau kesaktian. Misalnya dongeng Joko Tarub, Timun Emas, Bawang Merah dan Bawang Putih.
4.     Fabel. Fabel termasuk cerita rakyat yang berisi pendidikan moral. Biasanya bercerita tentang kehidupan hewan atau binatang. Dalam fable hewan bisa berbicara seperti manusia.
5.     Sage, adalah cerita rakyat tentang tokoh kepahlawanan. Cerita seperti ini banyak beredar di masyarakat tetapi sumbernya sulit ditemukan. Biasanya merupakan sumber lisan.
C.   Menghargai Peninggalan Sejarah
Beberapa bentuk penghargaan terhadap benda-benda peninggalan sejarah, antar lain.
1.     Merawat dan menjaga benda-benda peninggalan sejarah.
Ini merupakan tugas kita semua. Tetapi penanggung jawab utamanya adalah Negara. Cara merawat dan menjaga antara lain sebagai berikut:
a.     Menjaga keutuhan benda-benda peninggalan sejarah.
b.     Tidak mencoret-coret dan membuat kotor benda-benda peninggalan sejarah.
c.      Tidak mengambil dan memperjualbelikan benda-benda peninggalan sejarah sebagai barang antic.
d.     Melakukan pemugaran dengan tidak meninggalkan bentuk aslinya.
2.     Mengunjungi tempat-tempat peninggalaln sejarah seperti candi, makam pahlawan, monumen dan lain-lain.
3.     Menggunakan benda-benda peninggalan sejarah secara benar.

D.    Manfaat menjaga dan melestarikan peninggalan sejarah
Beberapa manfaat yang didapat dari menjaga kelestarian peninggalan sejarah antara lain yaitu:
1.     memperkaya khasanah kebudayaan bangsa Indonesia,
2.     menambah pendapatan Negara karena digunakan sebagai obyek wisata,
3.     menyelamatkan keberadaan benda peninggalan sejarah, sehingga dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang, serta
4.     membantu dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan dengan memanfaatkan untuk obyek penelitian.


KENAMPAKAN ALAM

Kenampakan alam (bentang alam) adalah segala sesuatu yang ada di alam dan terbentuk oleh peristiwa alam. Kenampakan alam yang dapat kita lihat adalah yang ada dipermukaan bumi. Permukaan bumi terdiri atas daratan dan perairan. Bentuk permukaan bumi ada dua yaitu wilayah daratan dan perairan.
·        Wilayah daratan
Adalah bagian dari permukaan bumi yang tidak difgenangi air dan berbentuk padat Kenampakan alam yang termasuk wilayah daratan adalah sebagai berikut.
1.     Dataran rendah
Dataran rendah adalah wilayah datar yang memiliki ketinggian 0-200 meter di atas permukaan laut. Dataran rendah dimanfaatkan untuk  pemukiman, industri dan pertanian.
2.     Dataran tinggi
Adalah wilayah dataran luas yang terletak pada ketinggian di atas 200 meter. Dataran tinggi disebut juga plateau atau plato. Contohnya dataran tinggi Dieng, Dataran tinggi Bone, dan lain-lain. Dataran tinggi cocok untuk pariwisata dan perkebunan.
3.      Pantai
Adalah wilayah perbatasan antara dataran dan laut. Pantai dimanfaatkan sebagai tempat pariwisata. Contoh: Pantai Carita,Pantai Kasih, dll. Pantai juga dimanfaatkan untuk tempat pelelangan ikan dan pembuatan garam.
4.     Gunung
Adalah bagian bumi yang menonjol dengan ketinggian puncaknya di atas 600 meter. Gunung dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu
a.     Gunung berapi merupakan gunung yang masih aktif dan sewaktu-waktu dapat meletus. Contoh: Gunung Merapi.
b.     Gunung tidak berapi merupakan gunung yang sudah tidak aktif lagi. Contoh: Gunung Muria.
5.     Pegunungan adalah rangkaian  gunung yang sambung menyambung satu sama lain. Pegunungan juga dimanfaatkan untuk pariwisata
Contoh: Pegunungan Sewu, Pegunungan Jaya Wijaya.
6.     Tanjung merupakan daratan yang menjorok ke laut. Tanjung yang luas disebut semenanjung,. Tanjung banyak dimanfaatkan untuk membangun pelabuhan.
7.     Delta adalah daratan yang berada di tengah sungai. Biasanya di muara sungai. Contoh: Delta Sungai Bengawan Solo.
·        Wilayah Perairan
1.     Sungai
Sungai banyak dimanfaatkan untuk irigasi dan transportasi. Contoh: Sungai Kapuas di Kalimantan.
2.     Danau,  merupakan suatu cekungan di darat yang amat luas dan berisi air yang dikelilingi oleh daratan.Danau ada 2, yaitu: danau alami karena proses alam dan danau buatan manusia. Danau banyak dimanfaatkan untuk pariwisata dan PLTA.
Contoh: Waduk Jati Luhur di Jawa Barat.
3.     Selat, ialah  laut sempit yang berada diantara dua pulau, misalnya selat Sunda antara pulau Jawa dan Sumatera.
4.     Teluk ialah laut yang menjorok ke darat, misalnya Teluk Cenderawasih, Teluk Banten.
5.     Rawa, merupakan dataran rendah yang digenangi air, rawa baik untuk perikanan dan hutan bakau. Misalnya di sepanjang pantai timur Sumatera
·        Hubungan Kenampakan Alam dengan Keragaman Sosial Budaya
Keragaman sosial budaya Indonesia dipengaruhi oleh kondisi fisik di Indonesia. Bentuk pemukaan bumi Indonesia yang tidak rata tersebut akan menmberikan pengaruh terhadap kehidupan manusia. Keragaman sosial budaya tersebut menyangkut banyak hal. Seperti pola perilaku, mata pencaharian, adat istiadat dan berbagai bentuk kesenian. Contohnya masyarakat yang tinggal di daerah pantai. Masyarakat petani biasanya akan mengadakan peryaan adat setelah musim panen. Begitu pula dengan cara berpakaian dan kebiasaan masyarakatnya. Semua itu tidak terlepas dengan keadaan alam dan lingkungan setempat

PENINGGALAN SEJARAH DARI MASA HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA
Nenek moyang kita memiliki kebudayaan yang tinggi. Pada zaman kerajaan-kerajaan di Indonesia telah dibuat berbagai bentuk bangunan. Pada masa Hindu-Budha dibangun candi-candi, sedangkan pada masa Islam dibangun masjid. Bangunan-bangunan tersebut dinak\makan peninggalan sejarah.
A. Peninggalan Hindu di Indonesia
1. Kedatangan Agama Hindu
Bukti tertulis/ prasasti tentang kedatangan agama Hindu di Indonesia ditemukan di Kalimantan Timur (Kerajaan Kutai) dan di Bogor (Kerajaan Tarumanegara). Prasasti itu dibuat pada batu dan ditulis dengan huruf Pallawa dengan bahasa Sansekerta. Agama Hindu masuk ki Indonesia pada tahun 78 M. Sebelum kedatangan agama Hindu, nenek moyang kita telah menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme. Animisme adalah pemujaan terhadap roh nenek moyang yang telah meninggal. Sedangkan Dinamisme adalah pemujaan terhadap benda-benda yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
Dalam masyarakat Hindu kita mengenal adanya empat tingkatan masyarakat menurut kasta, yaitu:
  1. kasta Brahmana
Para pendeta dan pemimpin upacara.
  1. kasta Ksatria
Para raja dan bangsawan.
  1. kasta Waisya
Para pedagang dan pekerja menengah.
  1. kasta Sudra
Para petani dan budak.
Agama Hindu masuk ke Indonesia melalui perdagangan dengan bangsa India. Para pedagang India menjual barang-barang yang bernilai tinggi, seperti logam mulia, perhiasan, kain, wangi-wangian dan obat-obatan. Sedangkan Indonesia menjual berbagai jenis kayu dan rempah-rempah. Pembeli barang-barang yang diperdagangkan itu adalah kaum bangsawan.
Didalam Agama Hindu dikenal dewa-dewa yang memiliki kekuatan luarbiasa, antara lain: Dewa Agni (Api), Dewa Bayu ( Angin), Dewa Candra ( Bulan), Dewa Indera (Perang), Dewa Brahma (Pencipta), Dewa Wisnu (Pemelihara) dan Dewa Siwa (Perusak). Dewa Brahma, Wisnu dan Siwa adalah Dewa tertinggi yang disebut “Tri Murti”.
Raja dianggap sebagai titisan dewa, maka raja juga sering dibuat patungnya. Bangunan batu tempat menyimpan patung dan dijadikan tempat pemujaan disebut candi. Fungsi candi juga sebagai tempat penyimpanan barang-barang milik raja
Kitab suci agama Hindu adalah Weda. Weda merupakan kitab yang berisi filsafat dan ajaran agama. Keseluruhan alam pikiran dalam kitab Weda disebut “Vedisme”. Semua isi kitab Weda bersangkutan dengan upacara agama, terutama kurban. Kitab Wedaterdiri dari empat bagian yang disebut “Catur Weda”, yaitu Rig Weda, Sama Weda, Yajur Weda dan Atharwa Weda.
Selain memiliki candi dan pura, masyarakat Bali yang beragama Hindu mengenal ritual tertenti, misalnya upacara Ngaben (Pembakaran Jenazah) dilakukan dengan tujuan agar roh dan jasad orang yang meninggal kembali ke asalnya (Maha Atman). Galungan dan Kuningan adalah hari raya umat Hindu Bali yang dirayakan dua kali setahun. Hariraya Nyepi dirayakan setahun sekali, dengan melakukan kegiatan diam dan mematikan semua penerangan di dalam rumah.
2. Kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia
1. Kutai 400 M di Kalimantan Timur dengan Raja yang terkenal Raja Mulawarman
2. Tarumanegara 400 M di Jawa Barat dengan raja yang terkenal Raja Purnawarman
3. Matram Kuno 732 M di Jawa Tengah dengan raja yang terkenal Raja Sanjaya, Balitung
4. Kediri 1100 M di Jawa Timur dengan raja yang terkenal Raja Jaya Baya
5. Singasari 1222 Mdi Jawa Tengah dengan raja yang terkenal Raja Ken Arok, Kertanegara
6. Majapahit 1292 M di Jawa Timur dengan raja yang terkenal Raja Hayam Wuruk.
3. Candi-candi Peninggalan Hindu
1. Candi Gunung Wukir Daerah Magelang, Jawa Tengah
2. Candi Dieng Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah
3. Candi Gedongsongo Ungaran, Jawa Tengah
4. Candi Muara Takus Jambi

B. Peninggalan Budha di Indonesia
1. Ajaran Budha
Inti ajaran Budha adalah Dharma, yaitu sejumlah aturan atau kewajiban yang harus dilakukan oleh pengikutnya sebagai bagian dari alam semesta. Aturan itu bertujuan agar manusia melepaskan diri dari kekangan karma agar mencapai kesempurnaan hidup. Yaitu Nirwana. Proses kehidupan manusia saat ini merupakan kelanjutan kehidupan sebelumnya yang disebut dengan penitisan (reinkarnasi). Kehidupan dan proses penitisan itu pada dasarnya adalah penderitaan, hukuman dan karama. Agar manusia lepas dari penderitaan, hukuman dan karma, manusia harus berlaku benar, berniat benar, berbicara benar, berusaha benar dan berkehidupan benar.
Kitab suci agama Budha adalah “Tripitaka”. Menurut kepercayaan agama Budha, alam semesta dibagi tiga yaitu:
  1. Kamadhatu
Tingkat paling rendah, dimana manusia masih dipengaruhi oleh nafsu yang tidak baik. Pada tahap ini manusia tidak ada bedanya dengan binatang buas.
  1. Rupadhatu
Tingkat kedua diman manusia berusaha memerangi hawa nafsu yang tidak baik. Pada tahap ini manusia berjuang mengatasi godaan-godaan untuk mel;epaskan hawa nafsu yang tidak baik tersebut.
  1. Arupadhatu
Tahap dimana manusia mencapai kesempurnaan dan terlepas dari urusan duniawi.
Tokoh agama Budha adalah Sidharta Gautama atau Sang Budha Gautama. Kesederhanaan sang Budha merupakan ciri utama yang diikuti oleh para biksu (laki-laki) dan biksuni (perempuan) di Wihara. Perlengkapan hidup yang boleh dimiliki oleh seorang biksu atau biksuni hanya 3 macam yaitu sebuah mangkuk untuk makan, jarum untuk menjahit baju dan pisau untuk memcukur rambut.
Symbol kekayaan yang dimiliki oleh penganut Budha digambarkan dalam bentuk “Stupa” yang merupakan gambaran tumpukan baju, mangkuk yang ditelungkupkan dan tongkat atau jarum diatasnya.
2. Peninggalan Budha
Candi-candi dengan stupa diatasnya merupakan symbol tempat peribadatan agama Budha. Seperti Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Candi ini terdiri dari 3 tingkatan yang menggambarakan Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu.
Candi-candi Budha lainnya antara lain: Candi Kalasan, Candi Sari, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Plaosan dan Candi Sewu.

C. Peninggalan Islam di Indonesia
1. Masuknya Agama Islam
Agama dan peradaban Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang Gujarat, Arab dan Persia. Sambil berdagang mereka membawa pengaruh dan menyebarkan ajaran Islam. Para pedagang muslim masuk ke Indonesia kira-kira pada abad ke 7. dalam perkembangannya, pada abad ke 13 terbentuk masyarakat muslim di Indonesia
Kerajaan pertama yang bercorak Islam adalah Kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan ini terletak di Aceh bagiam utara (sekarang kabupaten Lhoksumawe) dengan rajanya Malikus Shaleh. Raja yang terkenal membawa kemajuan pesat adalah Sultan Iskandar Muda.
Penyebaran agama Islam di Indonesia melalui beberapa jalur, diantaranya:
  1. Jalur Perdagangan
Perdagangan dan pelayaran berfungsi sebagai sarana dalam menyiarkan agama Islam. Pada abad ke 14 Malaka menjadi pusat perdagangan dan pusat pengembangan Islam. Di pulau Jawa, Islam berkembang dari kota-kota pelabuhan Banten, Cirebon, Demak, Tuban dan Gresik.
  1. Perkawinan
Para pedagang dari luar Nusantara banyak yang menikah dengan penduduk asli sehingga lambat laun mereka juga menganut Islam
  1. Jalur Pendidikan
Munculnya pesantren-pesantren yang mendapat perlindungan dari penguasa, mempercepat perkembangan Islam di Nusantara.
  1. Jalur Seni dan Budaya
Seni juga dapat menjadi sarana berkembangnya agama Islam di Nusantara. Contohnya adalah seni ukir, seni tari, seni suara, adapt istiadat dan seni sastra.
2. Beberapa Peninggalan Islam
a. Bangunan: Masjid, gerbang/ gapura masjid
Misalnya: Masjid Agung Demak
b. Seni Ukir: ukiran kayu/ batu yang bercorak Islami dan berkembang menjadi kaligrafi, misalnya di jepara
c. Seni Wayang: wayang kulit pada masa Sunan Kalijaga
d. Seni sastra: Syair Melayu ajaran Hamzah Fansuri, Hikayat Banjar
e. Kitab/ Primbon: kitab bercorak kegaiban, berisi ramalan dan penetapan hari baik yang ditulis oleh Sunan Bonang
f. Adat Istiadat
Makuta Alam, merupakan percampuran adapt Aceh dan Islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar